Jenjang sosial selalu menjadi masalah sebuah negara, baik negara maju maupun bagi negara yang sedang berkembang. Masalah jenjang sosial sampai saat ini belum mendapatkan jalan keluar, mengingat masih banyak pengangguran dan juga penghasilan masyarakat yang belum mampu menutupi kebutuhannya sehari-hari. Karena itu, pemerintah mengharapkan adanya kerjasama dengan berbagai kegiatan sosial, agar jenjang sosial ini dapat diminimalisir.
2. Pengertian jenjang sosial
Jenjang social adalah kondisi dimana seseorang berada pada posisi yang mencerminkan status social di masyarakat yang memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkan kelas social di masyarakat yang sedang diraihnya,sehingga jenjang social akan senantiasa berubah seiring dengan pencapaian dan keberhasilan seseorang dalam merubah kelas socialnya.
3. Faktor penentu kelas sosial
Kelas social
merujuk kepada perbedaan hierarkis atau stratifikasi anatara insane atau
kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat
memiliki golongan social,namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis
kategori kedalam golongan social yang sama.
Beberapa indikator lain yang
berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
1. Kekayaan
Untuk memahami
peran uang dalam menentukan strata sosial/kelas sosial, kita harus menyadari
bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada
kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula,
dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang
memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh:
dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat
hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang
sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas.
"Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka
tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB
yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas,
maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan
kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki
suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi
yang merupakan kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan
waktu yang tidak singkat.
2.pekerjaan
Dengan semakin beragamnya
pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita
secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat
daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina
klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu;
Sedangkan orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu
jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis
pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian
para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada
umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat
banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada
umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari
sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah
kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana
mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang
berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli
ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah
yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja
dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting,
karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.
Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga
tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan
kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera
bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya.
Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang
sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
4. Pengukuran kelas sosial
Kelas sosial seseorang terukur dari
bagaimana orang lain menilai dan menghormati kelas sosial yang dimilikinya.
Pengukuran kelas sosial juga dapat dilakukan melalui beberapa kriteria ukuran
sebagai berikut.:
1. Ukuran subjektif
Dimana sseeorang diminta untuk menentukan sendiri posisi kelas sosialnya.
1. Ukuran subjektif
Dimana sseeorang diminta untuk menentukan sendiri posisi kelas sosialnya.
2. Ukuran reputasi
Kelas sosial ditentukan oleh orang lain yang dari luar lingkungannya, biasanya dinilai dari seberaa besar orang lain mengenal namanya.
3. Ukuran objektif
Kelas sosial di tentukan berdasarkan atas variable sosioekonomi seperti pekerjaan, besarnya pendapatan, dan pendidikan.
5. Apakah kelas sosial berubah?
Kelas sosial yang dimiliki oleh seseorang
merupakan hasil kerja keras, dengan kerja keras tentu kelas sosial akan
meningat, namun untuk mempertahankannya pun butuh perjuangan, bil tidak, maka
kelas sosial yang sebelumnya dimiliki, akan mengalami penurunan.
Kelas sosial senantiasa akan berubah seiring dengan prestasi seseorang dimasyarakat, untuk itu agar kelas sosial seseorang selalu terjaga, maka ia perlu menjaganya dengan usaha yang keras.
Kelas sosial senantiasa akan berubah seiring dengan prestasi seseorang dimasyarakat, untuk itu agar kelas sosial seseorang selalu terjaga, maka ia perlu menjaganya dengan usaha yang keras.
6. Pemasaran pada segmen pasar berdasar klas sosial
Untuk
mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus terlebih dahulu
melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar
pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa
berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun
juga berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagain yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagain yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar