Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan :
a. Banyak
produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, mungkin dengan
melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil
biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja
mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan
waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan
setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang
membeli berbagai barang rumah tangga, busana, dan bahan makanan.
b. Ketika
pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan
mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Orang yang
bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin
bertindak sebagai individu di pasar swalayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi
dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai
makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil
yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam
keputusan konsumen tersebut benar-benar meresap.
2. Penentu keputusan pembelian pada suatu keluarga
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima
peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh
suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau
aktor ganda adalah normal.
1. Penjaga
pintu (gatekeeper)
Inisiator
pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk
membantu pengambilan keputusan
2. Pemberi
pengaruh (influencer)
Individu
yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh
keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok
dengan kriteria evaluasi itu
3. Pengambil
keputusan (decider)
Orang
dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga
akan dibelanjakan dan produk atau merek apa yang yang akan dipilih.
4. Pembeli
(buyer)
Orang
yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi
penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya
5. Pemakai
(user).
Peranan memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang
paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan
mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja kerp memainkan peranan
utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena
pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, cirri produk, atau norma
social.
3. Family Life Cycle (FLC)
Family life cycle dapat diartikan sebagai gambaran
rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan
keluarga. FLC terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan
variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota
keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
FLC tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian
besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah,
pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit
dasar. Tahapan dari FLC model adalah:
1. Stage
I
Bachelor
= pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
2. Stage
II
Honeymooners
= pasangan muda yang baru menikah.
3. Stage
III
Parenthood
= pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup
bersama.
4. Stage IV
Postparenthood
= sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal
hidup bersama.
5. Stage
V
Dissolution
= salah satu pasangan sudah meninggal.
FLC Non-traditional, yaitu:
1. Family
household
a.
Childless couples pasangan yang memilih
untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh pasangan tersebut lebih memilih pada
pekerjaan.
b.
Pasangan yang menikah diumur diatas 30
tahun – menikah terlalu lama dikarenakan karir dimana memutuskan untuk memiliki
sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.
c.
Pasangan yang memiliki anak di usia yang
terlalu dewasa (diatas 30 tahun).
d.
Single parent I – single parent yang
terjadi karena perceraian.
e.
Single parent II – pria dan wanita muda
yang mempunyai satu atau lebih anak diluar pernikahan.
f.
Single parent III – seseorang yang
mengadopsi satu atau lebih anak.
g.
Extended family – seseorang yang kembali
tinggal dengan orang tuanya untuk menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri
sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau cucu yang cerai kemudian
kembali ke rumah orang tuanya.
2. Non
family household
a.
Pasangan tidak menikah
b.
Perceraian tanpa anak
c.
Single person – orang yang menunda
pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak menikah
d.
Janda atau duda
4. Perubahan struktur keluarga dan rumah tangga
Industrialisasi telah membawa pengaruh signifikan dalam
perubahan struktur keluarga di Indonesia. Sebelum berkembangnya industrialisasi
di Indonesia struktur keluarga terdiri dari keluarga besar yaitu keluarga yang
terdiri dari kakek, nenek, anak, suami dan cucu-cucunya atau bisa disebut
dengan keluarga dengan beberapa generasi dalam satu atap. Setelah
industrialisasi berkembang di Indonesia menyebabkan orang-orang desa pindah ke
kota dengan alasan meningkatkan ekonomi keluarga sehingga lambat laun keluarga
besar pun semakin menipis hingga akhirnya terbentuk keluarga kecil. Keluarga
kecil ini pun salah satunya terbentuk akibat adanya program keluarga berencana
yang diciptakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar
menjadi keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dan saat ini muncul pula
fenomena struktur keluarga kecil dengan tipe single perent yang terjadi akibat
moral masyarakat yang lemah.
5. Metode riset untuk mengetahui pengambil keputusan oleh keluarga
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian
sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan
seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang
mengambil keputusan ?”. Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan
pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan.
Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh
Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur
pengaruh keluarga :
1. Siapa
yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
2. Siapa
yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative
pembelian?
3. Siapa
yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
4. Siapa
yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan
metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri
lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative mereka
untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang
tahap-tahap keputusan.
Sumber:
http://nonaninda.blogspot.com/2013/01/pengaruih-keluarga-dan-rumah-tangga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar